07 October 2008

Melasi Temen Nasib GTT !

Pengumuman penerimaan CPNS paling anyar akan segera muncul Oktober 2008. Isu yang berkembang pada pertengahan Oktober akan dimulai pendaftaraan selama 1 minggu. Kabar bahagia ini membuat para calon pelamar semakin bersemangat untuk memenuhi persyaratan. Buktinya antrian di loket kartu kuning dan SKCK semakin panjang. Di balik itu masih ada ganjalan bagi para GTT yang telah masuk database dan melaksanakan pemberkasan pada awal tahun 2008. Sampai detik ini SK pengangkatan CPNS yang ditunggu-tunggu tak juga terbit. Kabar terbaru dari Kabupaten Kebumen, Bupati setempat angkat tangan karena tidak bisa menerbitkan SK pengangkatan akibat terganjal PP nomor 43 tahun 2007 (maaf kalau salah sebut PP). Bahkan menyarankan untuk GTT beralih profesi (supaya menjadi tukang ojeg saja-red). Melasi temen ya ! mereka sudah semangat mengabdi dengan harapan menjadi PNS malah dinyatakan gagal total.

Sebagai sesama GTT saya merasa trenyuh. Tega nian Bapak Bupati Kebumen yang terhormat berkata demikian. Apa tidak ada kata lain yang bisa lebih menghibur para GTT. Alhamdulillah Bupati Purbalingga masih punya nurani. Beliau sampai saat ini terus memantau dan mendukung secara moril supaya GTT yang telah melaksanakan pemberkasan untuk tenang.
Akar permasalahan utama adalah penerbitan peraturan pemerintah yang mengatur GTT yang boleh diangkat menjadi PNS merupakan GTT yang digaji dengan APBD/APBN. Apabila hanya diberikan insentif atau tunjangan dari APBD/APBN maka GTT tersebut tidak dapat diangkat menjadi PNS.
Semua GTT di bumi Indonesia ini dalam hati kecilnya pasti menginginkan diangkat menjadi PNS suatu hari nanti. Mereka berkorban dengan menerima honor tak seberapa tapi dengan tugas yang setara dengan PNS. Pengorbanan ini ternyata masih dianggap remeh oleh seorang Guru di sebuah SMP di Yogyakarta. Dalam sebuah artikel di koran Kompas, beliau menuliskan bahwa GTT yang mau dibayar murah berarti berkualitas rendah karena apabila berkualitas baik mereka akan memilih pekerjaan lain yang lebih menjanjikan. Oleh karena itu, penerimaan PNS sebaiknya diprioritaskan dari pelamar umum bukan dari GTT.
Pernyataan tersebut terlalu menggeneralisir bahwa semua GTT berkualitas buruk. Memang ada GTT yang tidak memenuhi kualifikasi sebagai pengajar. Hal ini juga berlaku untuk Guru PNS. Terkadang saya heran karena anggapan masyarakat GTT sekedar "latihan mulang" sedangkan PNS adalah Guru yang sebenarnya. Kita harus jujur kualitas pendidikan di Indonesia jelek bukan semata karena GTTnya saja tapi ditunjang juga oleh rendahnya kualitas guru pada umumnya (termasuk PNS).
Sesuai dengan judul artikel ini, GTT semakin terdzolimi baik dalam kesempatan menjadi PNS sampai dengan di lingkungan kerja. Beberapa sekolah tidak memberikan kesempatan yang sama kepada semua guru. Terkadang untuk menjadi sekedar pembina ekstrakurikuler saja "tidak diberikan kesempatan". Apalagi mendengar pernyataan pemerintah bahwa gaji Guru PNS minimal 2 juta dan rekan-rekan guru mendapat rapelan uang Sertifikasi yang jumlahnya konon puluhan juta rupiah. Saya sendiri hanya bisa menulis ketidakpuasan ini lewat blog. Perbandingan gaji GTT dengan PNS di MTs `Ushriyyah kini telah mencapai 1 : 5. Belum lagi di sekolah lain yang gajinya cuman 200 ribuan.
Akhirnya kita "para GTT" harus banyak bersabar dan berdoa semoga pemerintah mengurangi diskriminasi antara GTT dan PNS.

Read More......

20 September 2008

Pamit dari MTs `Ushriyyah

Terhitung mulai 1 Agustus 2008, saya mengundurkan diri sebagai guru di MTs `Ushriyyah. Keputusan ini saya ambil dengan berat hati. Walaupun sudah tidak mengajar namun saya tetap siap membantu madrasah sepanjang yang bisa saya laksanakan. Alhamdulillah selepas pengunduran diri saya, bergabung dua orang guru yang masih belia dengan latar belakang pendidikan sarjana yang diharapkan mampu membawa madrasah menjadi lebih baik lagi. Selanjutnya salah satu bentuk bantuan saya adalah tetap bertindak sebagai admin di blog ini. Apabila ada saran dan kritik silakan letik di shout mix atau bisa menghubungi madrasah atau bisa menghubungi saya secara pribadi di SMK Negeri 1 Kaligondang.




Read More......

Aneka "Macam" GURU !!!

Guru salah satu profesi yang unik di dunia ini. Bisa dibilang guru menduduki strata sosial yang cukup tinggi (walaupun terkadang tidak termasuk dalam golongan profesi dengan bayaran selangit). Banyak negara sudah memposisikan guru dengan gaji lebih tinggi dibandingkan PNS pada umumnya. Uniknya di Indonesia sistem penggajian guru lebih buruk dari "kuli bangunan". Lihatlah kuli bangunan, seorang kuli bangunan gaji yang diterimanya sesuai dengan pekerjaan yang dia selesaikan. Seorang mandor tidak akan menggaji kuli bangunan berdasarkan senior dan junior, ataupun tingkat pendidikan. Apa yang dilihat dari kuli bangunan adalah hasil kerja. Beda dengan seorang guru.

Guru di suatu sekolah dengan beban mengajar sama yakni 24 jam bisa berbeda gaji bulanannya. Fulan karena status GTT pulang dengan gaji 24 x 15.000 = 300.000. Paijo dengan status PNS golongan IIIA bisa tersenyum lega setelah menbawa gaji Rp. 1,6 juta (Januari 2009 bisa 2 juta). Lain lagi Dono seorang PNS dengan sertifikat pendidik, gajinya pun bisa mencapai Rp. 5 jutaan. Kasihan sekali si Fulan, dia mendapatkan beban kerja yang sama dengan Paijo dan Dono tapi penghargaan yang jauh berbeda. Apabila mereka menjadi kuli bangunan, saya yakin gaji yang mereka terima bakalan sama (minimal bedanya hanya sedikit).
Pemerintah mungkin bakal berdalih bahwa Dono telah memenuhi syarat mendapatkan sertifikat pendidik karena mampu mengumpulkan portofolio sekaligus telah mengikuti diklat. Apakah hanya itu saja kriteria untuk mendapatkan gaji fantastis ! Seorang pengusaha akan bertindak lebih bijak lagi. Pengusaha menilai kinerja karyawan bukan dari sekedar kertas "sertifikat" namun dari seberapa jauh anak buahnya mencapai target yang diinginkan.
Seorang guru yang berkualitas dapat dilihat dari prestasi muridnya. Andaikan seorang guru mampu membuat muridnya mempunyai kecerdasan yang lengkap (Intelektual, Emosional dan Spiritual) bisa dikatakan bahwa dia adalah seorang guru berkualitas. Untuk menilai kualitas guru sebenarnya tidak perlu banyak instrumen, ambil sampel 10 murid secara acak, diberikan tes dan dinilai langsung. Hasil tes akan menggambarkan kualitas seorang guru dalam mendidik muridnya.
Melihat dari sistem penggajian, rasanya pesimis pendidikan di Indonesia bakalan maju "secepatnya". Akhirnya guru hanya terkotak-kotak menjadi banyak golongan yaitu GTT ilegal (GTT di sekolah negeri tapi tak punya SK Bupati), GTT Swasta (GTT dengan SK ketua yayasan), GTT Honda (GTT dengan honor dari APBD), Guru Kontrak, Guru Bantu, GTT Sertifikasi (yang belum tentu dibayar), Guru PNS non sertifikasi, Guru PNS bersertifikasi. Organisasi penampung aspirasi guru pun menjadi bervariasi ada PGRI (Persatuan Guru "PNS" Republik Indonesia), FKGBI (Guru Bantu), Forum Komunikasi/Asosiasi Guru Swasta, Forum Komunikasi Guru yang Tak Kebagian SK CPNS karena PP 43, dan lain-lain. Akhirnya perjuangan guru untuk memajukan pendidikan semakin kabur melebur menjadi kepentingan kelompok masing-masing. (kayak Divide et Impera jaman kompeni he222222xxx)

Read More......

06 July 2008

Pak Bupati "Nesu"

Kabar mengejutkan datang dari dunia pendidikan. Bupati Purbalingga "katanya" marah karena kondisi pendidikan Purbalingga yang ternyata masih berada di level terendah dibandingkan kabupaten lain di Jawa Tengah (Kebenaran berita ini memang masih belum bisa penulis buktikan, Lha wong belum pernah melihatnya langsung). Andaikan saya bupati saat ini, tentu saya bisa lebih marah lagi (mungkin ngamuk edan-edanan). Jelas banget wong masih banyak anak-anak Purbalingga yang memilih untuk tidak sekolah. Rata-rata nilai UN masih jelek. Tingkat kelulusan di bawah persentase kelulusan nasional.

Pendidikan merupakan faktor fundamental kemajuan Purbalingga. Namun sayang sekali, secara umum pendidikan di Purbalingga masih menggunakan pola lama alias ketinggalan jaman. Sebut saja sekolah Islam Terpadu, trend yang di daerah lain sudah terbentuk dengan baik tapi di Purbalingga masih baru muncul "siji tok". Ini baru satu titik kecil permasalahan.
Guru dan para pamong desa sudah mendorong anak-anak untuk maju dan pinter. Pada dasarnya sebagian besar rakyat Purbalingga lah yang belum sadar pendidikan. Berat sekali untuk mendorong para orang tua tergerak hatinya. Saya sendiri punya tetangga yang Drop Out dari sebuah SMP swasta terkenal di Purbalingga. Orang tua dan anaknya sudah berkali-kali dinasehati oleh tetangga namun tetap saja si anak tersebut tidak mau sekolah dan orang tuanya juga tidak nampak serius berusaha mendorong anaknya untuk sekolah.
Orang tua merupakan titik penting bagi masa depan anak-anaknya. Banyak sekali orang tua di Purbalingga yang masih mengganggap menyekolahkan anak adalah bukan sebuah kewajiban. Mereka merasa si anak tidak begitu butuh pendidikan. Orang tua masih berfikir bahwa tanpa sekolah yang tinggi sampai jenjang SMP atau SMA si anak pasti bisa mencari uang. Lha wong cukup dengan ijazah SD saja trus masuk Perusahaan Bulu Mata, si anak bisa menghasilkan uang. Sederhana sekali pemikiran para orang tua tersebut. Padahal tetangga saya juga ada yang berhasil masuk UGM dan kini telah bekerja di Singapura. Hal ini tidak menjadikan para orang tua termotivasi. Mereka cenderung pesimis karena mengganggap tak mungkin anaknya bisa menyamai prestasi tersebut.
Hal terpenting pertama kali yang harus digarap Bapak Bupati adalah menyadarkan rakyatnya. Berilah pengertian supaya anak-anak bisa sekolah. Langkah kedua adalah menghilangkan penghambat anak untuk sekolah. Penghambat pertama jelas program PS-an masuk desa. Faktor ini sangat dominan bagi anak-anak tertentu untuk malas berangkat sekolah. PS-an di daerah kota ada yang buka pagi dan terlihat pelajar masuk ke lokasi dengan pakaian seragam. Pak Bupati sebaiknya mengerahkan Satpol PP untuk menertibkan PS-an. Selain PS-an, para pelajar juga sering keluyuran di alun-alun dan daerah sekitar tugu bancar. Kenapa tidak dirazia, bukankah itu tepat di depan kantor Bapak dan tugu bancar hanya 400 meter dari Kantor Dinas Pendidikan.
Jadi banyak hal yang harus dibenahi BERSAMA bukan hanya guru tapi semua unsur masyarakat. Di lain pihak, kita patut bangga dengan prestasi siswa SMP N 1 Purbalingga yang mampu meraih rangking 5 UN tingkat Jawa Tengah dan Rangking I untuk mapel Matematika. Sebenarnya anak Purbalingga mampu menyumbangkan prestasi yang luar biasa. Tinggal Bapak Bupati membuat langkah yang sama seperti halnya apa yang telah diberikan kepada SMP 1. Andai saja semua sekolah mendapatkan "dana" sebesar apa yang mereka dapatkan, guru terbaik, managemen profesional, orang tua yang mendorong kemajuan anak serta kepemimpinan kepala sekolah yang mumpuni seperti halnya SMP Negeri 1 Purbalingga, niscaya pendidikan di Purbalingga akan memberikan kebanggaan. Amiin



Read More......

24 May 2008

Maju Terus ! Siap Hadapi PSB 2008

Kesibukan menangani ujian tahun ini membuat energi warga madrasah serasa terkuras. Namun hidup harus terus berjalan. Setelah ujian selesai dilanjutkan dengan UUS kelas I dan II. Kegiatan lain yang sangat penting adalah Penerimaan Siswa Baru. Inilah urat nadi kehidupan madrasah. Tahun ini kita optimis mendapatkan siswa sebanyak 2 kelas. Walaupun saat ini persiapan masih minim, namun rencana dengan cepat akan tersusun. Dibutuhkan partisipasi semua pihak dalam mempromosikan madrasah agar menarik bagi pada calon siswa baru. Terlebih lagi persaingan antar sekolah begitu ketat.

Kegagalan PSB 2006 memberikan pelajaran yang cukup berharga bagi dewan guru. PSB 2007 berubah total. Sebanyak 4 spanduk dipasang di seputar kota Purbalingga. Tak ketinggalan promosi dari satu majelis taklim ke majelis taklim lainnya. Siswa baru pun mendapatkan bonus 1 stel bahan pakaian seragam ciri khusus. Setiap calon siswa baru hanya membayar kurang dari 200 ribu rupiah sudah lengkap mendapatkan seragam dan atribut sekolah (dasi/kerudung, topi, seragam OSIS, seragam pramuka). Terbukti strategi tersebut mampu menarik minat siswa sebanyak 75 orang.
PSB 2008 akan segera berlangsung. Strategi masih sama dengan PSB 2007. Hanya perlu pembenahan pada sektor administrasi. Selain itu diharapkan PSB 2008 mendapat dukungan dari para pengusaha dan donatur. Dengan ditopang oleh kedermawanan para pengusaha dan masyarakat tentunya MTs `Ushriyyah dapat bertahan terus bahkan lebih maju dari sebelumnya.

Read More......

13 May 2008

Benahi Program Sertifikasi SEGERA !

Program sertifikasi guru sudah memasuki tahap ketiga. Baik Guru Diknas maupun Depag sudah merasakan dampak adanya program sertifikasi. Namun mohon maaf dampak positifnya belum terasa. Justru dampak negatiflah yang terasa karena kesibukan guru-guru yang mengurus sertifikasi hampir selalu mengorbankan murid bahkan guru lainnya. Murid sering ditinggalkan hanya sekedar untuk fotocopy, mengetik, melegalisir dan meminta tanda tangan. Sehingga guru yang tidak memperoleh kesempatan sertifikasi juga mendapatkan getahnya. Sungguh membuat kerepotan semua warga sekolah.

perlu ada pembenahan sistem dalam pengujian guru. Hanya sebuah portofolio tidak cukup untuk menggambarkan kemampuan seorang guru. Lihat saja guru yang sudah menikmati proses sertifikasi, apakah ada perbedaan mencolok ? Saya saja sulit menemukan guru yang memang seperti yang kita harapkan. Parameter yang paling mudah saja yaitu kehadiran di sekolah terlihat sulit untuk mereka penuhi. Apalagi soal kualitas mengajar di kelas.
Pemerintah perlu mengkaji ulang pengujian dalam memperoleh sertifikat. Sebaiknya ada tahapan mulai dari tes tertulis, psikotest, microteaching, dan tes wawancara. Peserta yang mengikuti ujian pun seharusnya tidak memandang lamanya masa kerja. Soalnya tidak semua guru dengan pengalaman kerja 10 tahun akan lebih baik dari guru dengan pengalaman kerja 2 tahun.
Akhirnya kita berharap pemerintah tidak membuang dana yang cukup besar tanpa ada hasil yang maksimal. Gunakan cara yang lebih baik dan berkeadilan dalam uji sertifikasi. maturnuwun thank you

Read More......

25 April 2008

Apakah ada Kecurangan dalam UN 2008

Curang ... jawaban ketidakmampuan seseorang ketika menghadapi sesuatu yang dianggap muskil untuk dicapai. Curang merupakan sifat yang dimiliki "beberapa" manusia. Kecurangan dalam Ujian Nasional adalah satu bentuk kecurangan yang kini "disangka" terjadi. Wapres, Jusuf Kalla, telah membantah adanya kecurangan terjadi di UN SMA/SMK kali ini. Berdasarkan isu dan gosip yang sedang hangat dibicarakan oleh rekan-rekan guru tindak kecurangan ternyata masih ada. Seperti apa bentuk kecurangannya ?

Bukannya buruk sangka tapi gosipnya (biar tidak disangka menuduh he2345x) ada pengawas dari suatu sekolah berusaha membuat siswa peserta ujian menjadi "tertekan" sehingga mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi. Ini adalah imbas dari pesaingan antar sekolah. Satu sekolah ditengarai ingin menjatuhkan nilai ujian sekolah lain. Lain halnya dengan SMS dari rekan guru saya di suatu daerah di luar jawa yang bertanya apakah di jawa dibagikan kunci jawaban setelah 30 menit ujian berlangsung. Wah jelas aneh nih, kalau isi SMS itu benar, bisa jadi semua sekolah di kabupaten tersebut sudah tahu sama tahu alias melakukan kecurangan berjamaah.
Gosip di atas kata Slank adalah gosip jalanan yang kadang benar tapi suliiiiiiiiit dibuktikan. Saya sendiri hanya tahu sama tahu alias silakan tanggung sendiri akibatnya. Contohnya teman-teman guru yang terpaksa mendekam di sel penjara hanya gara-gara membenarkan jawaban siswanya. Malu rasanya melihat guru menunduk lesu disorot lampu kamera televisi seperti maling dan perampok. Kalau ada satu sekolah yang tertangkap basah, seperti fenomena gunung es, berarti masih ada banyak sekolah lain yang melakukan kecurangan.
Kini tinggal kita sambut Ujian Nasional MTs/SMP dengan penuh optimisme. Walau hasil try out jeblok, tetap semangat. Kami tak pernah berfikir untuk curang. Bahkan kami sudah menghimbau kepada siswa untuk tidak berusaha mencontek. Apabila terbukti pihak sekolah tak akan segan untuk menuliskannya dalam berita acara dan dilaporkan kepada panitia pusat. Kami ingin siswa yang punya kejujuran karena pendidikan dimaksudkan untuk membangun karakter. Ujian adalah alat untuk membuat siswa lebih jujur dan menjadi seorang pejuang sejati.


Read More......

11 April 2008

Sabar Yaaaa !!!!

Ujian Nasional sebentar lagi, para crew alias panitia kian sibuk. Sekarang sedang merumuskan anggaran yang tepat. Katanya sih dapat bantuan dari APBN sama APBD yang besarnya dihitung per peserta ujian. Wah repot banget bagi sekolah dengan jumlah siswa sedikit. Ternyata bantuan yang diberikan tak mencukupi. Bagi sekolah dengan jumlah siswa berjibun uang sekarang tak jadi persoalan. Itu yang sedang dipersiapkan panitia. Saya dan teman2 guru (sebenarnya juga merangkap jadi panitia) juga sibuk mendandani plus memoles anak-anak agar "pantas" tampil di ujian. Repotnya setelah 7 kali try out hasilnya tetap saja tingkat kelulusannya di bawah 30 %. Tim sukses sudah semakin panas. Para guru sudah banyak yang "marah-marah" kepada siswanya. Saya cuma senyum, karena juga sudah puas "marahnya". Kita kadang sulit menggunakan kepala yang dingin. Pikiran semakin panik, tapi siswa malah terlihat adem ayem tak ada rasa cemas.

Ini mungkin hanya terjadi di Ushriyyah. Kami sudah menggunakan segala daya upaya mulai dari pembelakalan rohani sampai nginep untuk sholat malam, outbond, try out, mendatangkan motivator untuk siswa dan orang tuanya, sampai dengan les tiap pagi. Rasanya energi sudah terkuras tapi hasil tak memuaskan bahkan mengecewakan. Pengalaman pahit tingkat kelulusan 24 % pernah kami rasakan pada tahun 2006. Setelah memperbaiki sistem pembelajaran, akhirnya tingkat kelulusan meningkat menjadi 58 % pada tahun 2007. Tahun ini kami berharap tingkat kelulusan bisa mencapai 90 % bahkan sampai 100 %.
Kelelahan yang dialami oleh guru sebenarnya dialami juga oleh siswa. Saya melihat raut muka kebosanan sudah berakar. Sabtu besok (12/04/08) kami berencana mengadakan motivation training bagi siswa kelas IX. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan semangat juang serta mendorong siswa agar tidak putus asa menghadapi hasil try out yang kurang memuaskan. Kegiatan pembinaan guru juga akan segera dilaksanakan. Direncanakan kegiatan In House Training akan menghadirkan motivator dari Purbalingga yaitu Padang Kusumo serta praktisi pendidikan Drs. Supardan, MM. dari Dinas Pendidikan.
Kami merasakan lelahnya perjuangan tapi bukan berarti harus menyerah lho. Medan pertempuran sudah di depan mata, kenapa harus mundur ketika lawan yang dihadapi adalah lawan yang "terlihat" tangguh. Saya pernah bertanya kepada teman-teman yang mengajar di sekolah lain tentang tingkat kelulusan dalam try out. Wah ternyata masih kalah dari tempat mereka mengajar.
Buat yang membaca tetap menunggu ya kelanjutan dari episode menunggu UN 2008. Tetap Semangat !


Read More......

10 April 2008

Kirim Salam Buat SMP Negeri 3 Purbalingga

Mengapa kok di pojokan ada gambar SMPN 3 ? jelas mudah ditebak. Pertama karena tetangga kedua karena saya alumni SMPN 3. Sayang banget SMPN 3 belum online jadi tidak tahu perkembangannya sekarang. Banyak kesan yang saya dapatkan sewaktu SMP. Bapak-bapak dan Ibu-ibu guru di SMP memang baik-baik. Tapi ada juga yang sering memberikan teguran dan kadang hukuman. Saya memang bukan murid bandel tapi juga bukan murid yang pinter. Guru-guru saya dulu masih mengajar di SMPN 3, ada Pak Pri, Bu Mus, Pak Imam, Bu Nisa, dan lain-lain. Wah tidak semua bisa disebutin, kadang memang ada kesan tersendiri kepada pada guru kita sehingga sampai tua pun masih ingat. Bicara soal SMPN 3 sekarang saya acungi jempol luar biasa.

Dahulu kala (konon kabarnya) SMPN 3 bukanlah sekolah yang bergengsi. Saya sendiri masuk setelah SMPN 3 mulai punya pamor. Sekarang SMPN 3 sudah punya bintang yang berkilau. Kalau dulu anak SMPN 3 agak jarang yang melanjutkan ke SMAN 1. Tapi sekarang sudah ada lebih banyak yang bisa masuk kesana. Itu positifnya, lha yang negatif adalah SMPN 3 semakin sumpek. Bukannya dulu hijau bersih dan lebih sumringah. Sayangnya pengaturan pembangunan gedung serasa morak-marik. Banyak pohon yang ditumbangkan. Sebenarnya mau seperti apa sih bangunannya ? apa sudah ada gambar yang "luar biasa" seperti tetangga kita SMPN 1 ?
Sebagai alumni, saya berharap SMPN 3 terus maju. Saya masih ingat mars SMPN 3 yang dulu diciptakan oleh Pak Warto (kalo enggak salah sih). Saya hafal setelah ikut penataran P4. Kalau siang kan ada acara menyanyi bersama. Dulu lagu ini disandingkan dengan lagu Apuse dari Papua. Selama satu minggu tak bosan dan tak jenuh (pokoke semangat). Setelah lama menjadi siswa saya sendiri termasuk golongan pemalas. Tapi jangan salah saya sangat suka dengan pelajaran Bahasa Inggris yang dulu pengajarnya Bu Agus istrinya Pak Agus yang guru Ekop. Paling bosen dengan Biologi sama Pak Jaroh. Paling sumringah pelajaran Bahasa Indonesia sama Bu Nisa (dulu masih manis he2x). Kalo Olahraga harus serius karena diajar sama Pak Pri (buat temen2 yang kalo upacara enggak bawa topi pasti masih inget).
Eh kabar temen-temen angkatanku (lulus 1993) gimana ya ? wah ada yang jadi orang gedean, sedengan dan ada juga yang kekecilan. Ada yang jadi dosen Unsoed, Ajudan Wakil Bupati, Guru, karyawan swasta, buruh pabrik, tukang las, wah pokoke macem2 dan merambah semua dunia usaha. Moga-moga nasib kita (alumni 93) ke depan jadi orang sukses dunia dan akhirat. Amiin. Sekian dulu ya...sekedar mengenang masa lalu yang begitu indah di SMP Negeri 3 Pubalingga.

Read More......

11 March 2008

Wokshop "Mahal" Ujian Nasional

Alhamdulillah sudah 2 minggu saya harus menghadiri 2 workshop tentang Ujian Nasional. Workshop pertama adalah workshop yang diadakan oleh K3SMP khusus membahas soal UN langsung dari sumbernya. Sedang workshop kedua adalah lanjutan dari workshop pertama yang diperuntukkan bagi seluruh guru mapel UN MTs Muhammadiyah dan Ushriyyah. Tidak semua guru MTs dapat menghadiri workshop pertama. Saya termasuk beruntung karena bisa ikut serta di workshop pertama. MTs kami hanya mengirimkan dua wakil mengingat biaya yang ditarik per orang adalah 235 ribu rupiah. Sebuah harga yang cukup "mahal" untuk mengikuti workshop dua hari. Mahal adalah hal yang relatif, bagi kami uang sebesar itu sama dengan gaji selama sebulan sehingga saya bisa mengatakan mahal.

Saya mengikuti "kelas" guru matematika. Tutornya seorang wanita berasal dari Jakarta. Saya dan kawan-kawan sempat tertipu, saya kira pembicara ini akan sangat membosankan tapi nyatanya asyik dan menarik untuk disimak. Sang tutor membeberkan banyak sekali info mengenai materi yang akan diujikan. Hal yang disampaikan memang tidak lebih dari penjelasan SKL secara lebih terperinci. Misalnya dia memprediksi bahwa soal mengenai volume limas akan muncul di UN 2008, luas selimut kerucut, tripel pythagoras dan sebagainya. Mendengar hal tersebut saya merasa lebih mantap dan percaya diri dalam membimbing siswa. Paling tidak saya sudah menemukan jalan untuk sampai pada target 100 % lulus.
Hari kedua diisi dengan pembuatan soal prediksi UN oleh seluruh peserta workshop. Tidak kurang dari 80 orang guru matematika SMP/MTs turut ambil bagian. Sayangnya saya harus mengajar di sekolah lain pada hari kedua. Sehingga saya tak bisa mengikuti kegiatan tersebut. Niatnya sih siang harinya baru saya akan hadir, namun apa boleh buat saya mesti menyelesaikan Daftar Nominasi Sementara (DNS) peserta UN yang keesokan harinya harus diserahkan ke dinas pendidikan. Jadilah saya merasa menyesal, tapi pilihan harus dijatuhkan pada hal yang lebih penting dan mendesak.
Untunglah diadakan workshop kedua tingkat KKMTs. Saya dan kawan-kawan guru MTs mendapatkan pengetahuan tambahan dari rekan-rekan yang mengikuti workshop sampai selesai.
Satu hal yang membuat saya tertegun adalah ketertinggalan madrasah sudah sedemikian parahnya. Andaikan K3S tidak "kasihan" tentulah kami para guru MTs tak bakal dilibatkan. Nasib kurang baik dialami para guru MI yang tak kebagian undangan (kalau datang dikira tamu tak diundang lho). Pertanyaannya adalah apakah UN hanya untuk SD/SMP/SMA/SMK ? kenapa madrasah seakan dilupakan ? Bukankah madrasah merupakan institusi yang paling rendah hasil UNnya, inilah yang harus digarap pemerintah agar pendidikan merata bukan njomplang ....


Read More......