11 March 2008

Wokshop "Mahal" Ujian Nasional

Alhamdulillah sudah 2 minggu saya harus menghadiri 2 workshop tentang Ujian Nasional. Workshop pertama adalah workshop yang diadakan oleh K3SMP khusus membahas soal UN langsung dari sumbernya. Sedang workshop kedua adalah lanjutan dari workshop pertama yang diperuntukkan bagi seluruh guru mapel UN MTs Muhammadiyah dan Ushriyyah. Tidak semua guru MTs dapat menghadiri workshop pertama. Saya termasuk beruntung karena bisa ikut serta di workshop pertama. MTs kami hanya mengirimkan dua wakil mengingat biaya yang ditarik per orang adalah 235 ribu rupiah. Sebuah harga yang cukup "mahal" untuk mengikuti workshop dua hari. Mahal adalah hal yang relatif, bagi kami uang sebesar itu sama dengan gaji selama sebulan sehingga saya bisa mengatakan mahal.

Saya mengikuti "kelas" guru matematika. Tutornya seorang wanita berasal dari Jakarta. Saya dan kawan-kawan sempat tertipu, saya kira pembicara ini akan sangat membosankan tapi nyatanya asyik dan menarik untuk disimak. Sang tutor membeberkan banyak sekali info mengenai materi yang akan diujikan. Hal yang disampaikan memang tidak lebih dari penjelasan SKL secara lebih terperinci. Misalnya dia memprediksi bahwa soal mengenai volume limas akan muncul di UN 2008, luas selimut kerucut, tripel pythagoras dan sebagainya. Mendengar hal tersebut saya merasa lebih mantap dan percaya diri dalam membimbing siswa. Paling tidak saya sudah menemukan jalan untuk sampai pada target 100 % lulus.
Hari kedua diisi dengan pembuatan soal prediksi UN oleh seluruh peserta workshop. Tidak kurang dari 80 orang guru matematika SMP/MTs turut ambil bagian. Sayangnya saya harus mengajar di sekolah lain pada hari kedua. Sehingga saya tak bisa mengikuti kegiatan tersebut. Niatnya sih siang harinya baru saya akan hadir, namun apa boleh buat saya mesti menyelesaikan Daftar Nominasi Sementara (DNS) peserta UN yang keesokan harinya harus diserahkan ke dinas pendidikan. Jadilah saya merasa menyesal, tapi pilihan harus dijatuhkan pada hal yang lebih penting dan mendesak.
Untunglah diadakan workshop kedua tingkat KKMTs. Saya dan kawan-kawan guru MTs mendapatkan pengetahuan tambahan dari rekan-rekan yang mengikuti workshop sampai selesai.
Satu hal yang membuat saya tertegun adalah ketertinggalan madrasah sudah sedemikian parahnya. Andaikan K3S tidak "kasihan" tentulah kami para guru MTs tak bakal dilibatkan. Nasib kurang baik dialami para guru MI yang tak kebagian undangan (kalau datang dikira tamu tak diundang lho). Pertanyaannya adalah apakah UN hanya untuk SD/SMP/SMA/SMK ? kenapa madrasah seakan dilupakan ? Bukankah madrasah merupakan institusi yang paling rendah hasil UNnya, inilah yang harus digarap pemerintah agar pendidikan merata bukan njomplang ....